Kisah seorang manusia, kapal, dan air bah pertama muncul di timur
tengah. Area yang sama melahirkan agama Yahudi, Kristiani, dan Islam.
Diceritakan dlm Al-Quran maupun Bible, catatan peristiwa bencana yg
terjadi di awal sejarah manusia, tak lama setelah penciptaan.
Banyak yang tahu kisah ini dari kecil, kisah tentang murka Allah yg
memutuskan membuat air bah besar yang akan menyapu semuanya. Kecuali
satu keluarga yg dilihat Allah melakukan hal-hal yg baik, yaitu keluarga
Nuh/Noah. Tapi seserius apa kita bisa menerima kisah Nuh dan
bahteranya? Apakah benar-benar terjadi seperti kata kitab suci? Banyak
orang ragu bahwa memang ada air bah dan sebuah bahtera. Tapi aku percaya
kisah itu. Orang yang meragukannya, umumnya melihat dari tidak adanya
bukti/petunjuk geologi mengenai pernah terjadinya musibah air bah yang
bersifat global di masa silam. Jika demikian, bisakah kisah Nuh, bahtera
dan air bah diterima secara harafiah?
Pertama
kita mulai dengan usia orang-orang yg terlibat. Nabi Nuh misalnya,
beliau berusia 500 tahun saat mendapat peringatan itu. Dan itu mendapat
masalah bagi banyak pembaca modern. Usia orang-orang saat meninggal yang
disebutkan dalam catatan Qur’an dan Bible adlh masalah yang tak biasa,
karena bukan itu yang terjadi sekarang. Tapi bukannya tak bisa
dipecahkan. Mungkin saat diciptakan manusia dimaksudkan utk hidup lama.
Tapi perubahan lingkungan terjadi dan mendadak orang mulai hidup lebih
singkat. Tafsiran harafiah waktu dalam kitab suci memiliki sejumlah
akibat menarik. Diantaranya yaitu memberi dasar untuk menghitung waktu
penciptaan dan waktu untuk air bah Nuh. Pembuat perhitungan itu yaitu
seorang Uskup Irlandia abad ke-17, James Ussher. Ia memperkirakan dunia
diciptakan sekitar thn 4000 SM. Memakai tgl penciptaan, Ussher lalu
menghitung tahun air bah itu. Kejadiannya tahun 2348 SM. Menurut
perhitungan kasarnya, sekitar 100 thn sebelum itu, Nuh menerima perintah
Tuhan tentang cara ia dan keluarganya selamat dari air bah tersebut.
Allah menyuruh Nuh membangun kapal yg sangat besar, sebuah bahtera. Dan
perintah-Nya cukup terperinci. “Bahtera itu 300 hasta panjangnya, 50
hasta lebarnya, 30 hasta tingginya.” Hasta adl sepanjang lengan manusia
dari siku ke ujung jari, 45 cm. Jika dimensi bahtera itu benar, berarti
ini adl kapal kayu terbesar dlm sejarah dunia, keajaiban asli buatan
manusia. Beberapa orang yakin kapal itu masih ada disuatu tempat,
menunggu utk ditemukan.
Sekitar 100 thn terakhir, pemburu bahtera pergi ke Timur Tengah dan
mendaki beragam gunung, mencari puncak tempat bahtera itu terletak.
Kitab suci tidak menunjukkan dimana bahtera itu terdampar, kita hanya
berspekulasi bahwa bahtera itu mendarat di atas pegunungan Ararat.
Ararat adl suatu wilayah kerajaan kuno bernama Uratu. Gunung Ararat
merupakan suatu puncak tertinggi yg terletak di Turki timur. Karena pada
artikel ini aku menekankan untuk membahas bagamana proses terjadinya
musibah air bah Nabi Nuh, maka untuk pembahasan mengenai pemburuan
bahtera Nuh.
Jadi bagaimana dengan badai dan air bah yang disebutkan dlm kitab
suci? Adakah petunjuk yang bisa menegaskan catatan didalam dua kitab
suci tsb?
Beberapa orang menganggap ada petunjuk mengenai air bah mendunia/global.
Dari semua bencana alam yang menimpa orang jaman prasejarah, bencana
air bah tampaknya paling meninggalkan kesan terbesar. Semua budaya di
seluruh dunia memiliki mitos banjir besar. Mungkin ini satu-satunya
mitos dunia sebenarnya yg kita miliki, dan mitos itu tersebar merata di
Timur Tengah. Ada satu cerita sangat serupa dengan catatan tentang Nuh.
Epik Gilgamesh adalah cerita dari Mesopotamia, berasal dari sekitar
tahun 2700 SM, millenium ketiga. Ditempat yang kini disebut sebagai Irak
Modern, dulu dikisahkan ada sesorang, satu bahtera, beberapa burung,
dan banyak binatang. Ada keluarga kandung dan seluruh umat manusia
dibasmi, kecuali satu orang ini, kapalnya dan semua di dalamnya.
Perbedaan utama antara kedua cerita ini adalah jika didalam kitab
suci menekankan dimensi moral. Yaitu manusia dihukum atas dosa mereka.
Mungkinkah kedua Cerita ini muncul dari peristiwa yang sama? Ada cukup
persamaan antara cerita di Alkitab tentang bahtera Nuh dan cerita
mengenai Epik kepahlawanan Gilgamesh. Tak diragukan lagi keduanya
berkaitan dan pusat kedua cerita itu ialah air bah. Didalam kitab suci,
Nuh, keluarganya dan para hewan mengunci diri di dalam bahtera dan
menanti badai yang dijanjikan itu datang. Mereka tak menunggu lama,
setelah tujuh hari, datanglah air bah meliputi bumi. Hujan lebat
meliputi bumi 40 hari dan 40 malam lamanya. Al-kitab menceritakan airnya
naik setinggi 15 hasta, sekitar 6,6 meter. Air itu terus meninggi
hingga menutupi seluruh daratan, bahkan gunung-gunung tertinggi. Selama
150 hari, bahtera itu mengarungi air.
Selama bertahun-tahun banyak teori dikemukakan oleh para penganut
penciptaan untuk menjelaskan bagaimana sebenarnya air bah Nuh itu
terjadi. Menurut suatu teori, pada awal-awal penciptaan, saat Allah
menciptakan langit dan memisahkan laut dari daratan, sebagian air
terperangkap di bawah lapisan bumi. Dibawah tekanan, air itu ahirnya
menyembur keluar.
Semburan panas meletus bersamaan diseluruh bumi dan menimbulkan air bah.
Namun teori ini tidak dianggap serius oleh para geolog. Sebab, jika
semua sumber air panas bawah tanah menyembur keluar, tidak akan pernah
masuk akal untuk menghasilkan air sebanyak itu. Teori populer lainnya
diajukan tahun 1960-an oleh Henry Morris dan Jhon Whitchomb. Mereka
yakin sebelum air bah datang, ada tudung uap diatas atmosfer. Air bah
dibawa saat tudung uap air ini entah bagaimana runtuh melalui mekanisme
yang tak diketahui. Menurut para penganut penciptaan, tudung uap air ini
memberi sumber paling tidak separuhnya dari keseluruhan air yang
dibutuhkan untuk menghasilkan air bah tersebut.
Tapi, ada sejumlah masalah dengan teori tersebut, terutama tekanan besar dari atmosfer yang sangat lembab.
Teori lainnya tentang dari mana air bah itu berasal, dikembangkan oleh
Bruce Masse. Seorang ahli purbakala yang bekerja di Laboratorium Los
Almost di New Mexico. Menurutnya air bah itu disebabkan oleh sesuatu
dari luar angkasa. Ia mengatakan telah menemukan petunjuknya dalam mitos
di seluruh dunia, termasuk didaerah asalnya sendiri. Orang Amerika asli
pada umumnya memiliki legenda mengenai banjir besar, tiap kelompok suku
memiliki legenda banjir terpisahnya sendiri. Kelompok-kelompok itu
menurunkan sejarahnya secara lisan, namun unsur-unsur juga bertahan
dalam seni mereka. Pictograph atau seni batu misalnya, banyak yang
menceritakan suatu kisah mengenai kehidupan mereka dimasa silam. Ini
bukan hanya merupakan gambar yang sama sekali tak berarti, namun justru
sebaliknya.
Masse khususnya tertarik pada suatu lambang yang umumnya ditemukan
diseluruh wilayah Amerika Utara dan Selatan. Banyak kebudayaan Indian
yang terkait dengan legenda air bah, biasanya dikaitkan dengan ular air,
ular dengan hiasan bulu dikepalanya. Masse melihat tema umum pada
citranya, makhluk panjang yang sering digambarkan bertanduk di kepala
dan dikaitkan dengan sebuah banjir besar. Menurutnya, sangat mungkin
ular bertanduk ini merupakan gambaran dari sesuatu obyek yang dilihat
oleh pengukir batu di langit. Hal tak biasa yang banyak dikaitkan oleh
manusia prasejarah dengan suatu bencana dasyat, apa lagi kalau
bukan…komet.
Ancient Comet
Bila melihat komet, pasti kita juga bisa melihat ekor panjang-nya
itu, mirip hiasan kepala pada ujung belakangnya atau bahkan mirip
tanduk. Setidaknya itulah imajinasi masyarakat prasejarah. Berdasarkan
mitologi, jelas ada suatu cerita mengenai suatu komet yang masuk ke
atmosfer bumi yang ahirnya terhempas ke laut. Ada identifikasi bahwa
kemunkinan situs tabrakan itu berada di 1448 km tenggara Madagaskar.
Sekenario ini tidak mengada-ada.
Sebuah Komet selebar 3,2 Km memasuki tata surya dan mengarah langsung ke
bumi. Komet itu menembus atmosfer dengan kecepatan 160 ribu km perjam
dan menghantam samudera, pada saat itulah segalanya kacau balau.
Hantaman ini menembakkan sejumlah air ke atas, mungkin 9-10 kali massa
komet itu sendiri dan air terus naik hingga keluar atmosfer. Tabrakan
seperti itu akan memiliki energi TNT sebesar 10 juta megaton atau setara
dengan 500 juta kali energi yang terlepas dalam bom yang jatuh di
Nagasaki! Hal itu tentunya akan melontarkan uap air berlebih ke atmosfer
dan menimbulkan hujan yang sangat hebat selama 6-7 hari lamanya.
Tsunami raksasa di Samudera Hindia melanda pantai hingga 2400 km jauhnya
dengan gelombang setinggi lebih dari 183 meter. Saat itu juga, badai
siklon terjadi diseluruh bumi. Air yang jatuh dari langit bergabung
dengan badai lautan dan membentuk bencana angin topan. Menjadikan suatu
banjir raksasa yang menutupi bumi.
Dengan mempelajari peta astronomi dan memeriksa silang waktu saat
komet lewat dekat bumi, Masse bisa membuat perkiraan terbaik tentang
kapan tepatnya komet itu menabrak. Menurut datanya, tanggal 10 Mei 2807
SM memang ada komet yang menabrak bumi. Ia tak ragu bahwa ini terkait
mitos seputar air bah di seluruh dunia, termasuk air bah Nuh.
Teori Masse cukup radikal, dan ia tahu bahwa para ahli astronomi
meragukannya, tapi para geolog utama tak bisa menepisnya. Ini mungkin
teori yang paling masuk akal, fakta bahwa mungkin disebabkan oleh
bertemunya komet dan bumi. Kita tahu bahwa umumnya kawah besar terbentuk
karena tabrakan meteor dan komet pada bumi. Bumi telah ditabrak sampai
rusak sejak awal pembentukannya, dibombardir asteroid dan meteorid.
Salah satu tabrakan mungkin adalah penyebab kepunahan Dinosaurus 65 juta
tahun silam, dan tabrakan masih terjadi hingga sekarang. Peristiwa
bencana mungkin akan berdampak abadi pada budaya, semacam tradisi lisan
seperti yang kita dengar 5000 tahun sesudahnya dalam bentuk cerita.
Peristiwa dasyat semacam itu akan menciptakan sebuah mitos dan kita
harus menjelaskannya. Mereka harus memberitahu generasi berikutnya bahwa
hal buruk telah menimpa mereka dimasa silam, agar keturunan mereka
tahu. Tapi, apa tepatnya yang mereka gambarkan?
Yup, jawabnya adalah mengenai bencana air bah dasyat yang menutupi
seluruh bumi, dan Al-Qur’an maupun Bible mengisahkan peristiwa itu
terjadi dalam cerita Nabi Nuh. Tapi pada umunya, geolog tak bisa
mendapat petunjuk untuk mendukung teori itu. Geologi umum menegaskan
bahwa bumi hampir seluruhnya tertutup air sekitar 500 juta tahun lalu,
saat iklim jauh lebih hangat dari sekarang. Saat itu banyak fosil hewan
laut yang kita temukan di puncak gunung saat ini setidaknya itu yang
diyakini kebanyakan Geolog. Namun sebenarnya, ada suatu tempat yang bisa
membuktikan bahwa bumi memang benar-benar pernah diselimuti air bah
mendunia, tempat itu adalah Grand Canyon. Bukti-buktinya ada pada
karangnya. Grand Canyon menyingkap lapisan sedimen lebih banyak dari
tempat manapun di dunia ini. Tampak banyak petunjuk yang menunjuk fakta
bahwa ngarai di Grand Canyon terbentuk melalui bencana. di tempat
tersebut, Fosil laut terkubur dalam lapisan dan bukan dalam cara yang
homogen, fosil-fosil ini tersebar, terserak dan rusak. Ada suatu hal
yang disepakati penganut penciptaan dan evolusi, bahwa ngarai di Grand
Canyon dipahat oleh air. Fakta bahwa karang Grand Canyon umunya dibentuk
oleh air, jika dilihat dengan pikiran terbuka, menunjuk pada banjir
mendunia.
Dalam cerita, Nuh hanya dapat melihat air begitu badai mereda. Nabi Nuh
mengirim burung merpati untuk memantau bumi, hingga 3 kali. DI kali
ketiga, burung merpati itu tak kembali, jadi Nuh tahu kini bumi sudah
aman untuk dihuni. Itu berarti Nabi Nuh keluar dari bahtera tiba di
negeri yang belum pernah dilihatnya, jauh di sebuah pegunungan di suatu
tempat. Tapi masalahnya, itu gunung yang mana? Menurut Arkeolog, Bob
Cornuke, umumnya para pemburu Bahtera mencari di tempat yang salah. Ia
tak percaya bahtera itu berada di Puncak Ararat, sebab ia pernah
mengintarinya 2 kali dengan menaiki helikopter dan pesawat biasa. Dan ia
tidak pernah melihat obyek apapun disana yang mirip dengan sebuah
Bahtera. Lalu, dimana tempat yang benar?
Menurutnya, bahtera itu terletak di pegunungan Utara Iran. Cornuke
telah melakukan 4 ekspedisi ke Iran, sekaligus menerima pelecehan yang
biasa didapati oleh pemburu bahtera. Sebab orang akan sering
ditertawakan bila mencari bahtera Nuh. Menurut Cornuke, ia memiliki
petunjuk yang belum bisa diikuti siapapun, yaitu laporan insinyur
Amerika yang melihat hal aneh di sebuah gunung di Iran tahun 1943 lalu.
Pada ketinggian 3750 m tampak sebuah benda gelap yang luar biasa
berbentuk sebuah bahtera disana, mencuat keluar dari sisi gunung. Bukan
berbentuk kotak besar seperti imajinasi kita akan bahtera Nuh, tapi
lebih mirip bangunan yang sudah terbakar dan ada sisa-sisa hangusnya.
Bahan dasarnya seperti kayu, tapi sangat berat hingga hanya sedikit
contoh bisa dibawa untuk diuji. Lalu, apakah obyek luar biasa yang
terletak di Pegunungan tersebut benar-benar sebuah bahtera? adakah
sangkut pautnya dengan Kisah Nabi Nuh? dan apakah mungkin itu
benar-benar merupakan bahtera Nabi Nuh yang selama ini banyak diburu
itu?
Jika Dimensi Bahtera Nabi Nuh benar, maka ini adalah kapal kayu buatan manusia terbesar dalam sejarah
Dari teori tudung uap air yang entah bagaimana runtuh , lalu teori
air dalam tanah yang entah bagaimana menyembur keluar, sampai teori
mengeni tabrakan komet disuatu tempat di samudera. Semua teori ini
menawarkan penjelasan atas bencana banjir. Lalu teori manakah yang
benar?
Bertahun-tahun, ahli purbakala mencari petunjuk mengenai bencana banjir
besar di Timur Tengah, sesuatu yang bisa menegaskan catatan kitab suci
mengenai kejadian tentang Nuh dan Bahteranya. Dan selama bertahun-tahun,
hasilnya nihil. Lalu di tahun 1920-an, ahli purbakala bernama Leonard
Woolley menemukan lapisan tebal endapat lumpur saat menggali kota kuno
Ur yang berlokasi di Iraq. Ia kira disinilah petunjuk sebenarnya
mengenai banjir global itu muncul. Namun hasilnya, tidak. Salah satu
situs purbakala yang digali Woolley, ternyata hanya terjadi akibat
banjir setempat, bukan merupakan banjir global. Tapi cukup drastis
hingga ada puing sedalam 90 cm yang menyapu kota itu.
Lalu ditahun 1996, 2 Geolog tengah bekerja di lepas pantai Turki,
disaolah satu perairan yang dianggap paling misterius di dunia. Suatu
wilayah laut asin besar, selebar 1200 km dari timur ke barat….Black
Sea/Laut Hitam. Bill Ryan dan Walter Pitman tengah memetakan topografi
bawah airnya, dan mereka melihat sesuatu yang menarik. Suatu pantai,
jauh dibawah permukaan. Ini menunjukkan bahwa ketinggian air dimasa lalu
jauh lebih rendah.
Mereka menemukan sejumlah pantai, karena saat air menyusut akibat
penguapan di kondisi jaman es yang sangat gersang meninggalkan garis
pantai tua yang mirip noda-noda bak mandi dikedalaman 90-110 meter. Dan
garis pantai terdalam yang berhasil ditemukan adalah sedalam 156 meter.
Contoh isi dari dasar lautnya menunjukkan pada suatu waktu, bahwa
dulunya Laut Hitam merupakan danau air tawar dan contoh inti juga
menunjukkan perubahan mendadak dari remis air tawar menjadi remis laut.
Pengujian menghasilkan bahwa semua molusca laut tampaknya muncul di
semua kedalaman laut hitam pada saat yang bersamaan, 7600 tahun yang
lalu. Jadi, sesuatu yang luar biasa pernah terjadi disini.
Yup, sesuatu yang luar biasa itu adalah banjir dengan skala besar,
dan sangat mungkin terjadi akibat….Global Warming/Pemanasan Global. Di
ahir zaman Es, jutaan ton air terkurung di es kutub. Tapi sungai es
mundur dan es kutub meleleh, permukaan laut naik, termasuk laut
mediterania. Air yang naik mencari tempat tujuan dan menemukan sisi lain
dari tanah genting tipis disuatu lahan dimana danau air tawar besar
menanti di daratan rendah. Hal ini berarti satu hal, hukum gravitasi
akan mengambil alih. Air dari Mediterania mulai membuat saluran melalui
Bosporus, mencari temapt yang lebih rendah. Begitu air saluran dibuat,
air tertahan di Mediterania menerobos masuk, meyapu semua di jalurnya.
Saluran yang terjadi perlahan-lahan kian dalam dan makin cepat
alirannya, diperkirakan butuh 30-90 hari untuk membuat jurang air penuh.
Pertanyaannya, apa ada yang melihat peristiwa penghancur bumi itu?
Menurut ahli purbakala Fred Hiebert, jawabannya ada. 10 ribu tahun yang
lalu, saat Bosporus belum ada dan Laut Hitam masih merupakan danau air
tawar, permukaannya jauh lebih rendah dibanding sekarang. Itu berarti
area luas sekelilingnya ada;ah daratan kering. Area yang sangat bagus
untuk dihuni pemburu atau petani purba. Masyarakat Neolitikum pasti
mengalami sesuatu yang nyaris tak dapat mereka pahami. Sebuah laut
berpindah ke laut lain melalui celah selebar beberapa mil, ini peristiwa
yang sunggu menakutkan. Mereka pasti mendengar suara gemuruh itu dan
tanah sangat mungkin bergetar hebat. Mungkin mereka merasakannya sejauh
100-200 Km, sejumlah energi yang sangat besar dan sangat luar biasa.
Air menggelora melalui Bosporus dengan kecepatan 96 km/jam dan
melepas volume air 200 kali lipat dari air terjun Niagara. Siapapun yang
tinggal dalam beberapa mil dari Bosporus pasti tersapu, sedangkan
mereka yang tinggal lebih jauh alan melihat dunia mereka diubah oleh
aliran air yang seolah-olah tak ada ahir. Jika tinggal dilembah sungai,
orang pasti masuk jauh ke darat dari beberapa ratus meter sampai satu
kilometer tiap harinya. Terus berlanjut, tiap hari lebih jauh ke darat,
didepan air bah ini. Jika dugaan Pitman benar, hampir 5000 tahun berlalu
antara masa air bah itu terjadi dan masa kenangan lama itu ditulis.
Jelas ada banjir buruk yang menutupi semuanya dan dimana saja. Dan itu
mungkin menjadi penyebab munculnya legenda air bah. Peristiwa bencana
seperti itu pasti terkesan meliputi seluruh dunia, karena mungkin orang
membawa serta ceritanya saat bermigrasi. Dan mungkin cerita-cerita itu
menjadi legenda air bah mesopotamia, lalu kisah Epik Gilgamesh dan Kisah
Nabi Nuh. Pastilah banjir yang amat besar, bukan yang akan menutupi
seluruh bumi tetapi menutupi sebagian besar daratan yang saat itu mereka
ketahui. Wallahualam bi shawab.
Akhir kata, semua teori-teori yang telah aku uraikan diatas,
merupakan teori-teori dari beberapa ilmuwan yang mencoba untuk menguak
misteri bagaimana banjir Nabi Nuh itu terjadi. Mungkin teori-teori
diatas sama sekali tidak ada yang dapat mewakili dari kejadian
sebenarnya di masa silam. Sebab kita manusia, hanya mampu untuk
mengajukan beberapa teori untuk mewakili penggambaran dari
musibah-musibah besar itu terjadi. Walaupun demikian, kita tidak perlu
menjadi ragu. Sebab, firman Tuhan yang terlulis dalam kitab suci adalah
benar. Mari kita jadikan peristiwa-peristiwa mengerikan itu sebagai
penggambaran mengenai murka Tuhan yang dasyat dan nyata, yang menimpa
nenek moyang kita dimasa silam. Murka Allah yang ditujukan bagi para
manusia yang tidak mau patuh dan melalaikan perintah-Nya. Sebagai
tambahan untuk mempertebal pondasi ke-imanan kita. insya’allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar